Kamis, 26 Februari 2015

Cara Mewarnai Rambut dengan Tehnik Ombre

Kecantikan - Tren terbaru warna rambut dengan teknik ombre memberi harapan baru untuk yang ingin tampil percaya diri dan berkelas. Seperti Jennifer Lopez atau Sarah Jessica Parker, yang memiliki gradasi rambut dari gelap hingga terang di ujungnya.
Penata rambut Arie Hidayat, salah seorang ambassador L’Oreal Professionnel dari Arie & Harry Salon Surabaya, memberi beberapa gambaran mengenai teknik ombre ini.

Step 1. Ombre bagi Arie bukan sekadar teknik tapi juga filosofi warna. Bayangkan setangkai bunga yang mekar, maka makin ke ujung warnanya makin terang. Pada salah satu gaya rambut, Anda bisa memanfaatkan teknik daun. Seperti diketahui, sehelai daun punya rangka lima, dengan bagian tengah lurus. Ini mengilhami untuk menciptakan kreasi baru pada gaya rambut.

Step 2. Pemilihan warna, disesuaikan dengan warna kulit. Jika rata-rata warna kulit perempuan Indonesia sawo matang atau coklat, sebaiknya pilih warna magenta dan atau mahogany.

Step 3. Cutting dengan teknik modern layer. Trap pada rambut harus diberi kesan berat serta lebih bervolume. Untuk rambut tipis, efek ini akan memberi kesan tebal.

Step 4. Sebagai langkah akhir adalah free hair style, bisa dengan memberi mythic oil yang selain mencegah rambut pecah-pecah juga berefek kilau pada rambut. Atau, semprotkan hair spray.
Teknik ombre bisa dilakukan untuk semua jenis rambut, baik yang panjang, medium, atau bahkan pendek. Pria yang berambut spiky pun bisa menerapkan teknik semir sepatu dengan memberi warna terang di ujung rambut.

Teknik ombre nature lebih membuat rambut tampil alami, karena warna dasarnya satu tone dengan ombre untuk warna ujung rambut. Misalnya warna dasar tembaga dan ujungnya copper, yang sama-sama gelap.

Namun, teknik ombre tidak bisa dilakukan sendiri. Anda harus ke salon dan memercayakan pengerjaannya pada penata rambut.


Contoh Rambut Ombre :

  
sumber : http://helmyastiza.blogspot.com/2014/11/cara-mewarnai-rambut-dengan-tehnik-ombre.html

Kamis, 12 Februari 2015

Sejarah Fashion




Mode atau fesyen (Inggrisfashion) adalah gaya berpakaian yang populer dalam suatu budaya. Secara umum, fesyen termasuk masakan, bahasa, seni, dan arsitektur.
Dikarenakan fesyen belum terdaftar dalam bahasa Indonesia, maka mode adalah kata untuk bahasa resminya. Secara etimologi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, mode merupakan bentuk nomina yang bermakna ragam cara atau bentuk terbaru pada suatu waktu tertentu (tata pakaian, potongan rambut, corak hiasan, dan sebagainya). Gaya dapat berubah dengan cepat. Mode yang dikenakan oleh seseorang mampu mecerminkan siapa si pengguna tersebut.
Thomas Carlyle mengatakan, "Pakaian adalah perlambang jiwa. Pakaian tak bisa dipisahkan dari perkembangan sejarah kehidupan dan budaya manusia." Fesyen dimetaforakan sebagai kulit sosial yang membawa pesan dan gaya hidup suatu komunitas tertentu yang merupakan bagian dari kehidupan sosial. Di samping itu, mode juga mengekspresikan identitas tertentu.

Fesyen dan gaya hidup

Fesyen yang dipilih seseorang bisa menunjukkan bagaimana seseorang tersebut memilih gaya hidup yang dilakukan. Seseorang yang sangat fashionable, secara tidak langsung mengkonstruksi dirinya sebagai seseorang dengan gaya hidup modern dan selalu mengikuti tren yang ada. Hal ini menunjukkan bahwa dalam dunia modern, gaya hidup membantu menentukan sikap dan nilai-nilai serta menunjukkan status sosial.

Fesyen dan komunikasi

Menurut Malcolm Barnard, etimologi kata fashion terkait dengan bahasa Latinfactio artinya "membuat". Karena itu, arti asli fesyen adalah sesuatu kegiatan yang dilakukan seseorang. Sekarang, terjadi penyempitan makna dari fesyen. Fesyen sebagai sesuatu yang dikenakan seseorang, khususnya pakaian beserta aksesorinya.
Fesyen didefinisikan sebagai sesuatu bentuk dan jenis tata cara atau cara bertindak. Polhemus dan Procter menunjukkan bahwa dalam masyarakat kontemporer barat, istilah fesyen kerap digunakan sebagai sinonim dari istilah dandanan, gaya, dan busana.

Kota fesyen

Beberapa kota dianggap sebagai pusat fesyen dunia adalah New YorkMilanParis, dan London.

Sejarah fesyen

Fashion adalah suatu sistem penanda dari perubahan budaya menurut suatu kelompok atau adat tertentu. Bisa juga sebagai strata pembagian kelas, status, pekerjaan dan kebutuhan untuk menyeragamkan suatu pakaian yang sedang merek. Berikut ini adalah daftar urutan fesyen dari terdahulu hingga terbaru:

Medieval

Sekitar tahun 1000 Masehi, fesyen dengan gaya Eropa klasik abad ke-16 terlihat memiliki baju yang besar dan tidak minimalis, pada zaman tersebut semua model sangat terkesan sopan.

1910 - 1930

Fesyen model ini masih ada dan digunakan hingga sekarang, pakaian yang sederhana dengan topi bundar bagi perempuan dan topi baret bagi laki-laki. Kemeja yang biasa digunakan untuk kegiatan resmi seperti setelan jas yang biasa digunakan hingga saat ini.

1940 - 1950

Era Perang Dunia II dan Perang Dingin, masa-masa klasikal saat foto mulai marak. Pakaian yang berkerah bundar dan lebar dengan baju luaran mulai populer. Model Pria masih sama dengan era fesyen sebelumnya, sopan dengan topi dan jas.

1970 – 1980

Pada era ini semua orang sudah mengenal fesyen. Dengan terkenalnya Madonna pada tahun 1980-an, Elvis Presley pada tahun 1970-an, dan perkembangan televisi memulai perkembangan fesyen secara global. Mulai ada pakaian bernuansa gothic. Pakaian berbahan denim mulai sangat populer seiring populernya musik disko.

1990 – sekarang

Hampir semua bangsa mempunyai andil dalam menciptakan tren fesyen di masing-masing negaranya, di setiap negara biasanya memiliki tren tersendiri dan presepsi yang berbeda dalam berekspresi tentang fesyen, sehingga fesyen yang tercipta hampir tidak ada batasannya pada era ini.

Referensi

  • Barnard, Malcolm. 2007. Fashion sebagai komunikasi, Jalasutra, Jogja
  • Chaney, David. 2008. Lifestyle, Jalasutra, Jogja
  • Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas